Berikut adalah tokoh-tokoh islam di indonesia yang menyebarkan agama islam di seluruh Indonesia. berguna bagi kalian yang ada tugas sekolah
kliping, lisan, dan presentasi. semoga blog ini bermanfaat bagi kalian semua
Tokoh-Tokoh yang
Menyebarkan Islam di Indonesia
1.
Di Pulau Sumatra
- Sultan Alaudin
Riyat Syah
Beliau
merupakan Sultan Aceh ketiga, memerintah dari tahun 1538-1571. Beliau
mendatangkan ulama-ulama dari India dan Persia untuk mengajarkan agama
Islam di Kesultanan Aceh.Selain itu beliau juga mengirim
pendakwah-pendakwah masuk ke pedalaman Sumatera, mendirikan pusat
pendidikan agama Islam di Ulakan, dan membawa ajaran Islam ke Minangkabau
dan Indrapura.
- Sultan Ahmad
Beliau
merupakan Sultan Samudra Pasai ketiga, bergelar Sultan Malik Al-Tahir II.
Pada masa pemerintahan beliau, Samudra Pasai dikunjungi oleh ulama dari
Maroko, Ibnu Battutah. Ibnu Battutah dikirim oleh Sultan Delhi untuk
berkunjung ke Cina dan kemudian dia singgah dahulu di Samudra Pasai.
Ibnu Battutah bercerita bahwa Sultan Ahmad sangat memperhatikan perkembangan agama Islam. Beliau selalu berusaha menyebarkan agama Islam ke daerah-daerah sekitar Samudra Pasai.
2.
Di Pulau Jawa
· Walisongo
Sunan Ampel (Raden Rahmat)
Artikel utama
untuk bagian ini adalah: Sunan Gresik
Sunan
Bonang (Makhdum Ibrahim)
Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel, dan merupakan keturunan ke-23
dari Nabi Muhammad. Ia adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila,
putri adipati Tuban bernama Arya Teja. Sunan Bonang banyak berdakwah melalui
kesenian untuk menarik penduduk Jawa agar memeluk agama Islam. Ia dikatakan
sebagai penggubah suluk Wijil dan tembang Tombo Ati, yang masih
sering dinyanyikan orang. Pembaharuannya pada gamelan
Jawa ialah dengan memasukkan rebab dan bonang,
yang sering dihubungkan dengan namanya. Universitas Leiden menyimpan sebuah karya sastra bahasa Jawa bernama Het
Boek van Bonang atau Buku Bonang. Menurut G.W.J. Drewes, itu bukan
karya Sunan Bonang namun mungkin saja mengandung ajarannya. Sunan Bonang
diperkirakan wafat pada tahun 1525. Ia dimakamkan di daerah Tuban, Jawa Timur.
Sunan
Drajat
Sunan Drajat adalah putra Sunan Ampel, dan merupakan keturunan ke-23
dari Nabi Muhammad. Nama asli dari sunan drajat adalah masih munat. masih
munat nantinya terkenal dengan nama sunan drajat. Nama sewaktu masih kecil
adalah Raden Qasim. Sunan drajat terkenal juga dengan kegiatan sosialnya.
Dialah wali yang memelopori penyatuan anak-anak yatim dan orang sakit. Ia
adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban bernama
Arya Teja. Sunan Drajat banyak berdakwah kepada masyarakat kebanyakan. Ia
menekankan kedermawanan, kerja keras, dan peningkatan kemakmuran masyarakat,
sebagai pengamalan dari agama Islam. Pesantren Sunan Drajat dijalankan secara
mandiri sebagai wilayah perdikan, bertempat di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan.
Tembang macapat Pangkur disebutkan sebagai ciptaannya. Gamelan
Singomengkok peninggalannya terdapat di Musium Daerah Sunan Drajat, Lamongan.
Sunan Drajat diperkirakan wafat pada 1522.
Sunan
Kudus
Sunan Kudus adalah putra Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji, dengan Syarifah Ruhil atau Dewi
Ruhil yang bergelar Nyai Anom Manyuran binti Nyai Ageng Melaka binti Sunan
Ampel. Sunan Kudus adalah keturunan ke-24 dari Nabi Muhammad. Sunan Kudus bin Sunan Ngudung bin Fadhal Ali Murtadha bin
Ibrahim Zainuddin Al-Akbar bin Jamaluddin Al-Husain bin Ahmad Jalaluddin bin
Abdillah bin Abdul Malik Azmatkhan bin Alwi Ammil Faqih bin Muhammad Shahib
Mirbath bin Ali Khali’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin
Ahmad Al-Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidhi bin Ja’far Shadiq bin
Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husain bin Sayyidah Fathimah
Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah. Sebagai seorang wali, Sunan Kudus
memiliki peran yang besar dalam pemerintahan Kesultanan Demak, yaitu sebagai panglima perang, penasehat Sultan Demak,
Mursyid Thariqah dan hakim peradilan negara. Ia banyak berdakwah di kalangan
kaum penguasa dan priyayi Jawa. Di antara yang pernah menjadi muridnya, ialah Sunan Prawoto penguasa Demak, dan Arya Penangsang adipati Jipang Panolan. Salah satu peninggalannya yang
terkenal ialah Mesjid Menara Kudus, yang arsitekturnya bergaya campuran Hindu
dan Islam. Sunan Kudus diperkirakan wafat pada tahun 1550.
Sunan
Giri
Sunan Giri adalah putra Maulana Ishaq. Sunan Giri adalah keturunan ke-23 dari Nabi Muhammad, merupakan murid dari Sunan Ampel dan saudara seperguruan
dari Sunan Bonang. Ia mendirikan pemerintahan mandiri di Giri Kedaton, Gresik; yang selanjutnya berperan sebagai pusat dakwah Islam di
wilayah Jawa dan Indonesia timur, bahkan sampai ke kepulauan Maluku. Salah satu
keturunannya yang terkenal ialah Sunan Giri Prapen, yang menyebarkan agama
Islam ke wilayah Lombok dan Bima.
3.
Di Pulau Sulawesi
- Dato Ri Bandang
Datuk Ri Bandang yang bernama asli Abdul Makmur
dengan gelar Khatib Tunggal adalah seorang ulama dari Koto
Tangah, Minangkabau
yang menyebarkan agama Islam ke kerajaan-kerajaan di wilayah timur nusantara,
yaitu Kerajaan Luwu, Kerajaan
Gowa, Kerajaan Tallo dan Kerajaan Gantarang (Sulawesi)
serta Kerajaan Kutai (Kalimantan)
dan Kerajaan Bima (Nusa
Tenggara). Datuk ri Bandang bersama dua orang saudaranya yang juga ulama,
yaitu Datuk Patimang yang bernama asli Datuk Sulaiman
dengan gelar Khatib Sulung dan Datuk
Ri Tiro yang bernama asli Nurdin Ariyani dengan gelar Khatib Bungsu dan
seorang temannya, Tuan Tunggang Parangan melaksanakan syiar
Islam sejak kedatangannya pada penghujung abad ke-16 hingga akhir hayatnya
ke kerajaan-kerajaan yang ada di timur nusantara pada masa itu.
- Dato Ri Patimang
·
Dato Ri Tiro
Datuk ri Tiro yang bernama asli Nurdin Ariyani/Abdul Jawad dengan
gelar Khatib Bungsu adalah seorang ulama dari Koto Tangah, Minangkabau
yang menyebarkan agama Islam ke kerajaan-kerajaan di Sulawesi
Selatan serta Kerajaan Bima di Nusa Tenggara sejak kedatangannya pada penghujung
abad ke-16 hingga akhir hayatnya. Dia bersama dua orang saudaranya yang juga
ulama, yaitu Datuk Patimang yang bernama asli Datuk Sulaiman dan
bergelar Khatib Sulung serta Datuk
ri Bandang yang bernama asli Abdul Makmur dengan gelar Khatib Tunggal
menyebarkan agama Islam ke kerajaan-kerajaan yang ada di wilayah timur
nusantara pada masa itu.
·
Sultan Zaenal Abidin
Adalah
raja Kerajaan Ternate, memerintah dari tahun 1486-1500.Meyebarkan agama Islam
di Ternate. Sebelumnya pernah mempelajari agama Islam di Giri, Surabaya.
Sekembalinya dari Giri, beliau pun meyebarkan agama Islam di Ternate
4.
Di Pulau Kalimantan
- Tuan Tunggang
Parangan
Tuan Tunggang Parangan adalah seorang ulama Minangkabau
yang menyebarkan agama Islam di Kerajaan Kutai
di Kalimantan bersama temannya Datuk ri Bandang pada masa pemerintahan Raja Aji Mahkota yang
memerintah dari tahun 1525 hingga 1589. Tuan Tunggang Parangan berperan besar
dalam menyebarkan Islam bersama Sultan Aji Dilanggar atau Aji Gendung gelar
Meruhum Aji Mandaraya yang memerintah setelah menggantikan ayahnya, Aji Mahkota
sejak tahun 1589 hingga 1605, sehingga rakyat kutai akhirnya memeluk Islam.
No comments:
Post a Comment